SURABAYA – Kesuksesan Eri Cahyadi jadi Wali Kota tidak lepas dari peran serta Suku Madura di Surabaya yang diperkirakan sekitar 7,5% dari total populasi kota. Data ini menunjukkan bahwa meskipun Suku Jawa adalah mayoritas, Suku Madura adalah salah satu kelompok etnis terbesar kedua yang mendiami Surabaya.
Selain suku Jawa, Surabaya menjadi tempat tinggal berbagai suku dan etnis, seperti Madura, Tionghoa, Arab, Bali, Batak, Bugis, dan masih banyak lagi. Surabaya pun dijuluki sebagai kota multi etnis yang kaya budaya.
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Madura, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik. Kota ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Jawa Timur.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah penduduk Kota Surabaya mencapai 3,02 juta jiwa. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2023 dan 2021.
Proyeksi jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2025 adalah 42,09 juta jiwa.
Menyikapi kebijakan soal perparkiran Toko Modern, Tokoh Madura di Surabaya berharap Eri Cahyadi Walikota dan Anggota DPRD Surabaya dapat bekerjasama menciptakan keharmonisan dengan berbagai kalangan, baik Suku Madura, Suku Jawa, Suku Tionghoa, Arab, Bali, Batak, Bugis dan lain sebagainya tidak lain demi Surabaya Hebat tumbuh semakin Kuat," Kata Perwakilan Tokoh Madura, Rabu (11/06/2025).
Kami sangat menghargai kebijakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan ini, namun jangan menjustifikasi bahwa suku madura seakan menjadi preman dan bikin gaduh kota Surabaya itu kurang benar adanya. Karena selama ini orang Madura ikut serta menjaga Kota pahlawan dari segi apapun diantaranya kelompok Gengster,” papar Tokoh Madura.
Sebagai perwakilan tokoh Madura kami sangat merindukan sosok Eri Cahyadi sebagai Walikota Surabaya yang tidak tebang pilih dalam mengayomi berbagai suku. Dalam artian semua elemen masyarakat dirangkul dengan baik agar tidak terjadi perpecahan antar suku yang berada di Kota Pahlawan ini,” tegas tokoh masyarakat.
Mari kita bergandengan tangan dengan penuh rasa memiliki Kota Surabaya sehingga dapat mewujudkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 demi Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2025. Sebab bagaimanapun persatuan itu penting supaya tidak mudah digoyah oleh kelompok tidak bertanggung jawab yang ingin bikin gaduh," pinta Tokoh Madura.
Sebagai generasi penerus bangsa kita harus bersatu padu untuk mempertahankan Kemerdekaan yang selama ini telah di jajah oleh para sekutu Belanda, Jepang, Inggris dan berkat persatuan dari berbagai suku Surabaya terjaga dengan baik. Ini semua tidak lepas dari peran serta perjuangan para leluhur seperti Bung Tomo dan lain sebagainya.
Mengingat Proklamasi 10 November di Surabaya 1945 merujuk pada pertempuran besar antara pasukan Inggris dan tentara Indonesia yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945. Pertempuran ini menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan keberhasilan ini tidak lepas karena adanya persatuan antar suku,” dalihnya.
Maka dari itu Eri Cahyadi Walikota Surabaya jangan sampai terpengaruh bisikan orang orang atau kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk mengadu domba antar suku di Surabaya. Karena mereka semua cinta perdamaian dan ketentraman serta kerukunan demi masa depan anak bangsa yang hebat dan bermartabat.
Kami tegaskan kepada Anggota DPRD Kota Surabaya jika merasa wakil rakyat untuk dapat menengahi persoalan persoalan yang sekiranya mengundang perpecah belahan ditengah tengah masyarakat, hanya disebabkan hal hal yang sebenarnya tidak butuh dibuat gaduh atau diramaikan di media sosial (Medsos) meskipun sekarang zaman teknologi sudah canggih,” ungkap Tokoh Madura. (MH)