Jumat, Maret 14, 2025
BerandaWisataKeindahan Wisata Pantai Tlangoh Bangkalan, Madura

Keindahan Wisata Pantai Tlangoh Bangkalan, Madura

Wisata Pantai Tlangoh- Pulau madura Yang di kenal dengan kaya akan pulau-pulau kecilnya yang indah. Salah satu yang cantik adalah Pulau Talango di Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura. Pulau Talango terletak di ujung timur Madura.

Jarak tempuh ke Wisata pantai tlangoh ini sekitar 2 jam dari Surabaya dengan melewati Jembatan Suramadu. Wisata Pantai Tlangoh terletak di utara kabupaten bangkalan.

Ada pantai tenang di sebelah barat pulau ini. Namun periode ketenangan ini hanya berada di waktu-waktu tertentu. Saat sedang tenang, Anda bisa menikmati sunset yang tidak kalah indah dengan sunset pantai-pantai lain di Madura.

Pantai sebelah barat berhadapan langsung dengan Pulau Madura. Sehingga sepintas terlihat, laut di sisi barat pulau ini lebih mirip telaga dari pada laut. Pantainya juga tenang, damai, dan ombak yang tidak begitu besar.

Suasana seperti itu sangat mendukung untuk menikmati kedamaian senja ala tepi pantai. Siapa sangka ini berada di sebuah pulau kecil di Madura. Jika masih ingin menjelajah, sebelah timur pulau ini terdapat juga pulau-pulau kecil lainnya.

Keindahan Wisata Pantai Tlangoh !

yang dulunya terkesan kumuh dan kotor dari sampah berserakan. Tapi, sekarang telah menjadi di Pantai Tlangoh, Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjung Bumi.

Pesisir di ujung utara Kabupaten Bangkalan itu kini menjelma sebagai destinasi wisata keluarga dan pendongkrak ekonomi warga setempat.

Deru ombak dari laut lepas yang membentang sepanjang Pantai Tlangoh kini tidak lagi menjadi suara tunggal.

Teriakan kegembiraan dari ratusan anak dan senda gurau sanak keluarga di bibir pantai menciptakan simphoni indah nan merdu, menyatu dengan deru ombak.

Mereka berlari, berendam, berenang, hingga mengendarai motor pantai menikmati keindahan pasir putih yang membentang sepanjang sekitar 2 Km.

Pantai Tlangoh juga banyak memiliki spot foto menarik, puluhan payung peneduh, hingga 30 warung dengan ragam kuliner.

“Konsepnya memang wisata keluarga, bahkan keluarga besar. Anak-anak bebas bermain, orang tua mengawasi dan menikmati,” ungkap Kepala Desa Tlangoh, Kudrotul Hidayat, Selasa (5/1/2021).

Ia menjelaskan, wisata Pantai Tlangoh sebenarnya sudah terkenal sejak lama karena airnya diyakini warga Bangkalan berkhasiat menyembuhkan segala penyakit.

Mereka yang ingin sembuh dari sakit gatal-gatal hingga stroke, lanjut Kudrotul, biasanya berendam sejak pagi buta hingga matahari bersinar.

“Mereka baru boleh mandi air tawar setelah air hasil berendam menguap tuntas atau bersih,” jelasnya.

Namun, kepopuleran Pantai Tlangoh belum mampu mendongkrak perekenomian warga.

“Dulu pantai ini dipenuhi sampah, sangat kotor,” ujar Kudrotul.

Karena itulah, Kudrotul bersama para pemuda Desa Tlangoh mulai berpikir keras untuk merubah pantai yang kumuh menjadi destinasi wisata keluarga andalan.

“Di awal tahun 2020, kami mendiskusikan dengan teman-teman PHE WMO. Ternyata mendapat sambutan bahkan dukungan serta bimbingan,” kata Kudrotul.

Kini, gelombang wisatawan di hari libur berdatangan sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

Denyut ekonomi pun tumbuh bersama denyut kreatifitas, kolaborasi, dan optimisme warga.

Sedikitnya 100 warga dan para pemuda Desa Tlangoh kini tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Mereka berperan aktif sebagai pelaku ekonomi sekaligus penjaga pantai. Mulai petugas kebersihan, penjaga parkir, penjaga pintu masuk, penjual tiket, penjaga toilet, penjaga warung hingga pemilik warung.

Kudrotul memaparkan, penjaga pantai bertugas bukan hanya mengawasi keamanan namun juga menolong jika ada insiden di pantai ataupun memastikan tidak ada yang berbuat tidak senonoh di Pantai Tlangoh.

“Boleh saja datang bawa pacar. Tapi jangan macam-macam. Kami punya petugas penjaga pantai yang mengawasi perilaku pengunjung,” tegasnya.

Destinasi wisata baru ini dibuka sekitar 7 bulan lalu, atau tepatnya sekitar bulan Mei 2020. Dibuka justru saat pandemi Covid-19 terjadi.

“Covid-19 tidak menghalangi semangat anak-anak muda di Desa Tlangoh untuk bangkit,’ terang Kudrotul

Berkat dukungan PHE WMO, perangkat desa yang dipimpin Kudrotul kini bahu-membahu bersama para pemuda yang tergabung dalam Pokdarwis dan pemangku kepentingan lainnya.

“Kami masih menabung untuk menambah wahana foto selfie dan mengembangkan permainan laut seperti parasailing, banana boat dan sejenisnya,” pungkasnya.

PHE WMO telah memunculkan kemandirian dan berkelanjutan serta dijalankan dalam sebuah mekanisme partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan di Desa Telangoh.

Hal serupa sebelumnya sukses dilakukan PHE WMO saat mengembangkan Taman Pendidikan Mangrove (TPM) Labuhan Kecamatan Sepulu, Program Wisata Laut Labuhan Kecamatan Sepulu, Eco Edufarming Bandangdaja Kecamatan Tanjung Bumi.

Empat program unggulan itulah yang mengantarkan PHE WMO meraih Proper Emas di tahun 2020 lalu.

“Program ini menitikberatkan pada sektor wisata melalui pengembangan pariwisata di pesisir utara Bangkalan, Jawa Timur dengan target mewujudkan One Belt One Road (OBOR) pariwisata setempat,” kata General Manager PHE WMO Dwi Mandhiri.

Proper Emas tahun 2020 diberikan kepada PHE WMO karena dinilai berhasil mengimplementasikan dengan baik kinerja lingkungan di internal perusahaan melalui upaya dan inovasi-inovasi sektor sumber daya alam.

Ditambah kontribusi di eksternal perusahaan melalui payung program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pengelolaan lingkungan potensi alam di Bangkalan.

Menurut Dwi Mandhiri, selain fokus pada pengembangan pariwisata di Pantau Utara, PHE WMO selama 2020 juga menyalurkan bantuan pendidikan untuk 199 siswa di Kecamatan Tanjungbumi, bantuan 3.136 paket sembako untuk nelayan Desa Macajah, Tlangoh, Banyusangka dan Klampis Barat.

Selain itu, PHE WMO membantu UMKM Desa Bandangdajah PIRT hasl bumi serta penyediaan usaha intslasi air isi ulang. Sementara bantuan pengembangan usaha nelayan du Desa Tlangoh dan Klampis Barat berupa alat tangkap rajungan.

Untuk bantuan fisik, antara lain, diwujudkan lewat renovasi jalan rusak di Desa Alas Kembang dan Banyusangka. Salah satu program lainnya adalah penyediaan tempat sampah segregasi untuk mendukung program sekolah lingkungan.

Dwi Mandhiri bersyukur dan bangga, karena pada tahun 2020 PHE WMO kembali meraih predikat Emas yang sebelumnya pernah dua kali diterima pada 2016 dan 2017.

Penghargaan ini dapat diraih atas kerjasama yang baik, antara perusahaan dan masyarakat sekitar dalam implementasi program-program di bidang lingkungan dan pengembangan masyarakat.

Baca Juga : Pesona Wisata Kutai Sukbar di Bangkalan Sukses Datangkan Ratusan Pengunjung

“PHE WMO terus berupaya mengembangkan program yang memunculkan kemandirian dan berkelanjutan serta dijalankan dalam sebuah mekanisme partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan,” kata Dwi Mandhiri.

Kini setelah keberhasilan itu, masih ada pantai lain yang menunggu sentuhan tangan dingin PHE WMO untuk didorong menjadi energi kebangkitan ekonomi dan kemandirian masyarakat pesisir Urara Madura.

Diantaranya adalah Pantai Pandela Lajing, Pantai Tengket Sepulu, dan Pantai Biru Telagabiru.

Posisi pantai-pantai itu sesuai dengan semangat PHE WMO program OBOR pariwisata Bangkalan.

“PHE WMO yang selama ini telah menghasilkan energi untuk negeri melalui produksi minyak dan gas, ingin menjadi energi pemberdayaan ekonomi masyarakat Bangkalan,” pungkasnya.

Disklaimer

Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menegaskan sebagaimana dalam Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa setiap Orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan Informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments